Banyak hal yang mungkin telah kita lakukan selama hidup. Namun tentu masih lebih banyak hal lain di luar sana yang belum pernah kita jajaki. Banyak pengalaman yang telah membesarkan dan mendewasakan pikiran kita, namun sudahkah kita benar-benar menjadi dewasa?

Kedewasaan seseorang tentu tidak bisa diukur hanya dengan seberapa banyak usia yang telah dilaluinya. Bukan pula tentang seberapa tinggi tingkatan bangku sekolah yang pernah didudukinya.  lebih-lebih tentang jabatan atau pun harta yang berhasil ditimbunnya banyak-banyak. Bukan, tentu tidak demikian.

Kedewasaan itu mungkin tentang cara-cara atau pilihan-pilihan keputusan dalam prioritas keseharian kita. Bagaimana cara kita memandang sesuatu, dan bagaimana kita memperlakukan sesuatu.

Kedewasaan bisa jadi bukanlah konsep tunggal yang kaku dan baku. Bukan tentang kalah perang atau menang. Melainkan lebih sebagai sebuah dinamika yang penuh lika-liku. Ada proses tawar-menawar, tarik-ulur serta maju dan mundur.  Perlu pula strategi yang khas dan terukur. Kesantunan dalam bertingkah laku dan bertutur. Serta kesombongan yang telah mati terkubur.

Sebegitu rumitkah untuk sekedar menjadi dewasa? Bisa jadi ya, bisa pula tidak. Tergantung sejauh mana standar kedewasaan yang ingin kita bangun. Kedewasaan ala rimba (biologis), atau kedewasaan yang dituntun oleh akal budi dan nurani  manusia?

Bila yang kedua adalah pilihan kita, tentu bakal bukan menjadi  jalan yang mudah dan santai. Butuh bekal yang penuh dan komplit sebelum menyentuh garis akhir. Tapi di manakah garis akhirnya? Bisa jadi ada di penghujung umur kita. Wallahualam….